Makasar merupakan kota pelabuhan yang menyisakan sisi majestik dari timur. Orang-orangnya ulet, petaninya kuat, pelautnya handal, pemikirnya hebat, Makasar menjadi salah satu andalan Nusantara. Berlokasi di Selat Makassar dan menjadi salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia dengan galangan kapal melagenda serta telah lama menjadi salah satu kota perdagangan terpenting tempat keluar masuk produk impor-ekspor, dari dan keluar pulau Sulawesi. Komoditas utamanya salah satunya kopra, serta kayu khas Makassar.
Bahkan di masa penjajahan, produk perawatan rambut dan kayu tropis begitu terkenal di pasar luar negeri, selama ratusan tahun membanjiri Eropa dengan produk yang istimewa untuk para bangsawan dan raja Eropa. Makassar juga “gerbang ke Indonesia Timur” yang sangat dihormati. Bahkan hingga hari ini, kapal Pinisi tradisional -kapal layar kargo kayu yang dibangun di galangan makasar dan memiliki kapasitas muat beberapa ratus ton- merupakan bagian integral dari maritim nusantara.
Orang Eropa kolonial selalu heran, mengapa dengan kapal sebesar itu, Makasar tidak menguasai dunia, minimal Asia? Mengapa tidak ada sisi ekpansi dan hegemoni dari orang Sulewesi ke penjuru mata angin? Hal ini karena orang Makassar berhati teduh. Damai, persahabatan, dan rasa hormat merupakan segalanya. Jangankan seluruh dunia, pulau seberang, kerajaan di pulau lain pun merupakan sahabat.
Pada sepanjang pantai di Makasar, di pagi hari yang teduh Anda dapat mendengar nelayan sahut menyahut, ada yang menawarkan tangkapan segar untuk dijual, ada yang mengajak melaut. Saat berjalan-jalan di pasar ikan Anda tidak bisa keluar dari rasa takjub. Di ujung barat pelabuhan, ada barisan kapal menentang kefanaan. Juga karena Anda berada di sumbernya makanan laut yang melimpah ruah, tentu saja, ada restoran ikan terbaik di pelabuhan. Kesegaran hasil laut di atas piring dengan rempah khas Sulawesi, sulit ditemukan di tempat lain.
Makassar umumnya dikenal karena kekayaan kulinernya dengan beragam makanan lautnya. Bau ikan bakar membuat air mulut Anda mengalir deras. Ikan susu hanyalah salah satu dari sekian banyak spesialisasi ikan yang disajikan secara tradisional. Lokasi di tepi laut juga tercermin dalam hidangan lainnya yang telah lama dikenal di Makassar.
Otak-Otak adalah salah satunya –lontong gulung yang terbuat dari daging ikan dan tepung, dikukus dalam daun pisang dan disajikan dengan pilihan sambal pedas yang menantang lidah. Dan jika Anda ingin berpesta kuliner di jalur makanan non seafood, Anda pasti harus mencoba Coto Makassar. Soto dengan daging sapi landung samur dan sayuran plus rempah, kadang-kadang juga tambahan jeroan dan tulang, disajikan dengan ketupat – atau nasi yang dibungkus daun pisang – dan jeruk nipis yang menyegarkan.
Pada sisi lalu lintas, Makassar bergantung pada alat transportasi lokal yang telah lama ada: selain Pete-Pete, minibus yang dikonversi unik, ada juga yang kini jarang terlihat: Becak, dapat dipesan menjelajahi penjuru kota. Transportasi kereta api masih dalam tahap perencanaan dari PT KAI, tetapi untuk beranjak ke pantai terkenal di selatan Suleawesi anda bisa pesan bus regional ke sana.
Infrastruktur wisata juga mengalami ekspansi yang cukup besar di mana beberapa tahun terakhir telah dibangun jaringan Hotel-hotel berbintang serta pusat-pusat perbelanjaan baru, memperkaya pilihan akomodasi dan peluang belanja produk lokal dan menunjukkan dengan jelas bahwa Makasar sedang dalam peningkatan yang sedang mencapai puncak progessifitas hingga ke masa depan.